Sosialisasi Skrining Deteksi Dini Kanker Payudara dan Praktek SADARI (perikSA payuDAra sendiRI) yang selalu dilakukan oleh Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) kini sampai juga di Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Sosialisasi dilakukan di Ruang Guo Yi Ting, Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Sabtu (15/2). Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 300 peserta yang berasal dari tenaga medis dan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Kegiatan yang menjadi kegiatan rutin dari YKPI ini menghadirkan dua narasumber dari bidang yang berbeda. Yang pertama tentang Seni Komunikasi yang dijelaskan oleh Dr. Sri Ulya Suskarwati, SE, M.Si dan tentang Deteksi Dini Kanker Payudara oleh dr. Abdul Rachman, SpB, Subsp, OnK (K) lalu dilanjutkan dengan Praktek SADARI oleh Ibu Nani Firmansyah.
Seni komunikasi menjadi salah satu hal yang penting dalam menjalin komunikasi dengan orang lain khususnya dengan para pasien kanker payudara. Diperlukan kepercayaan diri dan empati yang tinggi saat berbicara dengan lawan bicara terutama lawan bicara yang sedang mengidap suatu penyakit termasuk penyakit kanker payudara.
“ Ada yang harus kita lakukan dengan percaya diri sehingga kita benar-benar memahami dan benar-benar mengetahui apa yang mau kita sampaikan kepada lawan bicara kita tetapi kita harus melakukannya dengan cara empati. Mungkin saya sekarang bisa menyampaikannya dengan cara yang agak sedikit ceria tapi bilamana kita menjumpai lawan bicara kita yang mungkin saja pada saat itu sedang down, mungkin sedang ada kendala kesehatannya, tidak bisa kita menyampaikannya dengan cara “cengengesan” yang penting disini adalah empati.” Ungkap Lia, sapaan akrab Dr. Ulya
Setelah mengetahui cara berkomunikasi yang baik dengan lawan bicara terutama dengan para pasien kanker payudara, dr. Abdul Rachman, SpB, Subsp, OnK (K) langsung memaparkan tentang penyakit kanker payudara dan cara deteksi dini kanker payudara agar terhindar dari kanker payudara stadium lanjut.
“ Kanker payudara jika ditemukan di stadium awal angka harapan hidupnya masih besar bisa menyentuh 90% tetapi begitu ditemukan sudah stadium lanjut angka harapan hidupnya tinggal 10%. Untuk itu dibutuhkan suatu skrining dan SADARI. SADARI dilakukan setiap bulan di hari ke 7 hingga hari ke 10 setelah menstruasi hari pertama itu bagi yang masih menstruasi, kalau yang sudah tidak menstruasi bagaimana? Tetap bisa dilakukan setiap satu bulan sekali. Selain itu, untuk wanita yang sudah berusia 40 tahun keatas bisa melakukan mammografi setiap satu tahun sekali,” ujar dr. Abdul
Kegiatan ditutup dengan praktek SADARI yang disampaikan oleh Ibu Nani Firmansyah dan para peserta yang hadir sangat antusias melihat dan mempraktekan praktek SADARI agar bisa menyebarkan informasi dan cara SADARI kepada kerabat terdekat dan masyarakat umum.
YKPI…Saling Jaga Saling Peduli